Saturday, December 25, 2010

Banyak Jalan Untuk Dapat Modal

Step by step jalan mendapatkan modal usaha

Mau tak mau, saat merintis usaha, sebagai langkah pertama, calon entrepreneur harus merogoh dana pribadi. Sekecil apa pun itu. Bisa membobol tabungan, mencairkan deposito, menjual simpanan dalam bentuk mata uang asing seperti ringgit, dirham, dolar atau euro, dan bisa juga menjual barang-barang berharga.

Lihat saja ketika Christovita Wiloto, CEO & managing partners Wiloto Corps, harus rela menjual emas seserahan saat menikahi istrinya. Alhasil, pada tahun 2000, ia mendapatkan dana tunai Rp 30 juta secara tepat. Cristov mengakui bahwa saat itu istrinya menangis ketika mengangsurkan emas seserahan ke toko emas.

Namun, perusahaan yang cikal bakalnya bernama PowerPR ini, kini sudah menangani lebih dari 70 klien dari Indonesia maupun negara lain. Setidaknya, perusahaan yang bergerak di bidang strategic public relation ini pernah menangani klien raksasa, seperti Temasek.

 Berbisnis dengan menggunakan modal sendiri berarti Anda lebih bebas dalam mengelolanya. Ini berarti Anda tidak tergantung pihak lain dan terkena beban bunga. Selain itu, Anda pun bebas menentukan setiap detail bisnis Anda tanpa harus menyesuaikannya dengan permintaan atau visi pemilik modal.

Sayangnya, karena kebebasan itu, kebanyakan orang menjadi kurang berdisiplin saat mengelola keuangan. Akhirnya, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai break event point (BEP) menjadi lebih panjang.

Bila dana dari kocek sendiri tak mencukupi, Anda bisa meminjam dana ke orang terdekat, seperti orang tua, saudara, teman atau tetangga. Oleh karena meminjam ke orang terdekat, maka umumnya prosedur peminjaman pun sederhana, tidak ada bunga, jangka waktu peminjaman yang fleksibel dan kemungkinan gagal kecil (kecuali orang terdekat Anda juga sama-sama mengalami keterbatasan dana).

Namun, jika orang terdekat Anda memiliki batas kemampuan finansial yang terbatas, maka jumlah nominal yang bisa Anda pinjam pun terbatas. Selain itu, adanya ikatan moral membuat Anda sulit menggunakan modal pinjaman untuk menanggung risiko yang lebih besar, karena cenderung "bermain aman".

Bila enggan meminjam dana ke orang terdekat, Anda dapat juga mendapatkan pinjaman dana dari lembaga non formal, seperti dari arisan, kelompok-kelompok pertemanan/tetangga (misalnya kelompok ibu-ibu PKK atau pengajian), atau meski tidak disarankan, meminjam lewat rentenir. Peminjaman dana ke kelompok ini risikonya jampir mirip dengan meminjam ke orang terdekat, yakni belum tentu mendapatkan dana, waktu pinjaman relatif pendek dan mulai dikenai bunga pinjaman.

Kalau ingin aman dan nyaman dalam memulai usaha, ada baiknya anda melakukan konsep kemitraan. Anda bisa mengundang investor untuk memodali usaha Anda, misalnya dari kolega yang memiliki kelebihan dana, usaha modal ventura, atau lembaga pengembangan kemitraan. Atau Anda bisa juga bekerjasama dengan pemasok, dengan bernegosiasi untuk membeli barang dari pemasok dan membayarnya di kemudian hari.

Dana semacam ini tergolong murah karena tidak terkena beban bunga. Dengan mitra, Anda bisa membagi laba usaha dengan sistem bagi hasil. Sayangnya, untuk mendapatkan kerjasama semacam ini Anda harus memiliki kemampuan negosiasi. Sistem ini juga tidak bisa diandalkan untuk mendapatkan dana dalam kondisi mendesak.

Pembayaran Usaha Anda

Tentu saja, tiap bulan Anda harus membayar cicilan kredit. Usahakan selalu membayar cicilan tepat waktu. Hal ini penting, bukan hanya untuk pihak bank, tapi untuk diri Anda sendiri (ingat tentang data historis bank).

Agar tak kesulitan, buat anggaran tiap bulan yang diambil dari omzet usaha. Tapi, yang paling penting adalah soal kedisiplinan.

Bank Memonitor Usaha Anda

Setelah dana Anda cair, pihak bank akan terus memonitor usaha Anda. Kebijakan ini tergantung masing-masing bank. Namun, pada dasarnya, mereka ingin memastikan kesehatan usaha Anda.

Persetujuan Permohonan Kredit

Jika permohonan kredit disetujui, pihak bank akan mencairkan kredit. Besarnya pinjaman bisa sama dengan yang Anda ajukan, atau kurang dari itu. Atau tak tertutup kemungkinan, pihak bank tidak menyetujui permohonan kredit Anda. Semua tergantung dari hasil survei, nilai taksiran agunan/kredit, prospek usaha dan latar belakang historis.

Jumlah pinjaman yang Anda peroleh biasanya antara 60% hingga 80% dari nilai agunan Anda (bisa berupa tanah, rumah, kendaraan bermotor, dan sebagainya). Katakanlah jika Anda menjaminkan mobil Toyota Kijang senilai Rp 200 juta, maka jumlah pinjaman maksimal yang Anda dapatkan hanya Rp 160 juta.

Anda harus ingat, bank memiliki data historis ang baik. Meski Anda pernah meminjam dana ke bank lain (Bank X) tapi pengembalian kurang lancar, bank yang Anda tuju saat ini (Bank Y) akan memperhatikannya.

Survei Lokasi

Biasanya, beberapa hari/minggu setelah Anda mengajukan kredit, pihak bank akan melakukan survei ke rumah dan lokasi usaha. Jangan takut. Terima petugas bank dengan baik. Mereka akan melihat kondisi rumah, tempat usaha, dan jaminan/agunan yang Anda ajukan.

Mencermati Perjanjian Kredit

Sebelum menandatangi akad kredit, Anda harus mencermati perjanjian kredit yang Anda pilih. Jangan malu atau takut bertanya bila ada hal-hal yang tidak jelas, daripada Anda mengalami kesulitan di kemudian hari.

Hal-hal yang harus Anda perhatikan adalah:
  • Jangka waktu pengembalian pinjaman
  • suku bunga
  • jatuh tempo bunga atau angsuran pokok
  • plafon kredit
  • denda
  • penyerahan agunan
  • perpanjangan izin-izin usaha
  • perusahaan manajemen/pengurus
  • larangan pengalihan fungsi agunan
  • penyerahan laporan keuangan secara berkala (sejumlah bank melakukan survei secara langsung usaha Anda)
Setelah Anda melengkapi dan menandatangi formulir dan perjanjian akad kredit, pihak bank akan memproses pengajuan kredit Anda.

Mengisi Formulir Kredit

Setelah mendengarkan penjelasan Anda, pihak bank akan memberikan formulir yang harus Anda isi. Selain itu, mereka juga akan meminta Anda menyerahkan beberapa dokumen untuk diperiksa. Serahkan map berisi dokumen yang telah Anda persiapkan sebelumnya.

Di meja custumer service, Anda akan diminta melengkapi data, seperti nama, nama suami/istri, pekerjaan (jika saat ini Anda masih berstatus karyawan), nomor KTP, alamat rumah, nama usaha, alamat usaha, jenis dan lama usaha, keperluan kredit, penghasilan dan pengeluaran per bulan, dan jenis agunan / jaminan.

Berkonsultasi Dengan Pihak Bank

Ketika sudah sampai bank tapi Anda tak tahu harus bertemu siapa, cari saja meja yang ada tulisan "customer service". Nantinya, bapak atau ibu customer service akan membantu Anda.

Kalau Anda belum tahu produk atau skim kredit yang Anda butuhkan, bicara terus terang apa yang menjadi alasan Anda mengajukan kredit ini. Misalnya membeli pick up untuk mengangkut kelapa dari kebun ke pasar, memperluas gudang beras, atau menambah pasokan barang.

Jangan sekali-kali berbohong saat menyampaikan maksud dan tujuan Anda, customer service yang berpengalaman pasti tahu Anda sedang berbohong atau tidak. Setelah Anda mengutarakan maksud tujuan peminjaman, customer service akan membantu memilihkan jenis kredit yang sesuai.

Membawa Kelengkapan Dokumen

Bila ini adalah pengalaman pertama dalam mengajukan kredit bank, jangan grogi duluan. Kenakan pakaian yang rapi dan pantas, serta bersikaplah penuh percaya diri saat menghadap petugas.

Untuk peminjaman di bawah 50 juta, Anda tak perlu membuat proposal kredit. Kendati demikian, Anda harus membawa beberapa dokumen penting, di antaranya KTP, surat-surat jaminan seperti buku nikah (bagi yang sudah pernah menikah), SK Pengangkatan (bagi Anda yang masih berstatus karyawan di sebuah perusahaan), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB), sertifikat tanah dan sebagainya. Selain membawa dokumen asli, ada baiknya Anda juga menyiapkan fotokopo surat-surat tersebut.

Bila Anda memiliki Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP), itu lebih baik.

Satukan dokumen-dokumen tersebut dalam sebuah map.

Mengajukan Kredit Ke Bank

Step by step mengajukan kredit ke bank

Ketika Anda ingin mengajukan kredit ke bank, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah menghitung kebutuhan, bukan sekedar daftar keinginan.

Anda harus mengerti perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Untuk memudahkannya, tulis hal-hal yang ingin Anda lakukan bila mendapatkan pinjaman tersebut. Misalnya membeli mesin produksi, membeli pick up, merenovasi tempat usaha, dan sebagainya.

Setelah itu, hitung kemampuan Anda mengembalikan pinjaman tersebut. Ingat Anda harus mengajukan pinjaman maksimum 30% dari omzet perusahaan. Jangan sampai besar pasak dari pada tiang. Sebab, Anda masih harus membayar gaji pegawai, membayar kiriman barang dari supplier dan sebagainya. Dari situ, Anda bisa memperhitungkan mana yang benar-benar menjadi kebutuhan.

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, sebelum menyetujui permohonan kredit, pihak Bank biasanya memberi syarat bahwa usaha telah berjalan sedikitnya enam bulan.

Jadi, kalau Anda membutuhkan dana untuk memulai usaha, gunakan sumber dana lainnya terlebih dahulu. Bila bisnis sudah berjalan enam bulan, Anda bisa mengajukan kredit ke bank untuk memperbesar usaha.

DOs & DONTs pinjaman ke bank

Saat ini bank memang masih menjadi pilihan utama sebagian entrepreneur untuk mendapatkan tambahan modal guna memperbesar usaha. Salah satu alasan adalah soal kepastian hukum. Sebab, perjanjian kredit antara bank dan debitur (orang yang meminjam dana ke bank) dilakukan secara notariil. Ini tentu berbeda jika Anda meminjam uang ke orang tua atau kawan.

Memahami Ketentuan Kredit

 Ini yang paling penting! Amat dianjurkan, sebelum melangkahkan kaki ke bank dan mengajukan pinjaman, Anda harus mempelajari dan memahami seluk beluk kredit perbankan.

Informasi terbaru, dalam Pesta Wirausaha 2010 yang diadakan April lalu, Sandiaga S Uno, wakil ketua umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) UMKM mengharapkan suku bunga kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di perbankan nasional bisa mencapai 10%, dari sebelumnya yang mencapai 14-16%. Ada pun untuk suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kadin mengharapkan bisa mencapai 15%, dari sebelumnya 20%.

Friday, December 24, 2010

Sediakan Anggunan Tambahan Yang Cukup

Sebagai bentuk lain pengembalian kredit, Anda harus menyediakan agunan (jaminan) tambahan, baik yang berupa fixed asset (tanah, bangunan, kendaraan), maupun current asset (taguhan, persediaan, uang kas, surat berharga) sebagai second way out (jalan keluar kedua) jika hasil usaha Anda tak bisa diharapkan lagi.

Siapkan Sharing Dana Sendiri

Anda harus ingat, bank tidak akan memberikan pinjaman yang mampu memenuhi 100% kebutuhan Anda.

Begitu pula soal modal kerja, Anda - si pemilik usaha - setidaknya harus memiliki share modal sebesar 30%. Sharing Dana Sendiri (SDS) ini akan memperlihatkan keseriusan Anda dalam bisnis, sekaligus menciptakan komitmen moral antara debitur dan bank.

Manajemen Perusahaan

Salah satu hal yang menjamin keberlangsungan usaha adalah manajemen yang baik, termasuk di antaranya kejelasan tugas antapengelola usaha. Tidak boleh ada ketergantungan pada satu orang saja, terutama kepada Anda sebagai business owner. Apa jadinya kelangsungan usaha jika si "tokoh utama" ini sakit? Pendek kata, bank akan cenderung memberikan kredit bagi usaha yang tidak one man show.

Rencana Pengembalian

Bila Anda mampu menjelaskan rencana pemanfaatan dan proyeksi kemajuan yang bakal di capai, maka Anda juga harus mampu memprediksi kemampuan pengembalian pinjaman. Berapa besar angsurana yang Anda bayar tiap bulan, dan berapa lama.

Rencana Pemanfaatan Yang Pasti

Ketika mengajukan permohonan kredit, Anda harus memiliki rencana yang pasti mengenai penggunaan dana tersebut dan besaran kredit yang diperlukan. Anda harus mampu menjelaskan secara rinci pemanfaatan dana dan efek positif yang akan dicapai bila berhasil mendapatkan kredit.

Mempunyai Keunggulan Dan Unik

Tunjukkan keunggulan dan keunikan usaha Anda. Selain harus menyakinkan prospek usaha, Anda juga harus dapat menunjukkan pribadi Anda sebagai entrepreneur yang memiliki itikad baik dan mampu mengelola bisnis. Tunjukkan kepada pihak bank bahwa usaha Anda ini unik, berbeda dan menjadi pilihan konsumen.

Usaha Bersikap Prospektif

Di depan pihak bank, Anda harus mampu menyakinkan bahwa usaha Anda memiliki prospek cerah. Baik dari sisi pilihan usaha, komoditas, maupun aspek makroekonomi.

Memenuhi Aspek Legalitas

Adanya izin usaha (aspek legal) merupakan bentuk pengakuan pihak ketiga atas usaha yang Anda jalankan. {aling tidak perizinan yang harus dimiliki adalah NPWP, SIUP dan TDP. Namun, jika usaha Anda masih berskala UMKM, Anda tetap harus memiliki NPWP dan ada baiknya mengurus Surat Keterangan (Domisili) Usaha dari kelurahan/kecamatan setempat.

Usaha telah berjalan dan menguntungkan

Sebagian bank mengisyaratkan hanya memberi pinjaman bagi usaha yang telah berjalan enam bulan. Tapi, sejumlah bank memberi syarat "lebih berat", usaha harus sudah berjalan antara 2-3 tahun. Mengapa harus begitu? Sebab, pihak bank butuh bukti bahwa usaha yang Anda jalankan merupakan usaha yang mampu hidup dan bertahan, punya pasar yang baik, dan mampu menghasilkan keuntungan. Sementara itu, dari sisi pemilik usaha, Anda harus dinilai mampu mengelola usaha.

Analoginya Anda tentu lebih memilih memberi utangan ke tukang sayur ketimbang preman pasar, bukan? Sebab, menurut Anda, si tukang sayur ini memiliki kemampuan lebih baik untuk mengembalikan pinjaman Anda.

Asal Menerima Kredit

Seringkali, putusan kredit yang diberikan bank tidak sesuai permohonan kredit yang Anda ajukan. Baik mengenai jumlah, cara pengembalian, maupun tipe struktur dan persyaratan kredit lainnya.

Jika Anda pikir Anda mampu, silahkan dilanjutkan. Namun, jika tidak, Anda boleh melakukan negosiasi dengan pihak bank. Jika tak menghasilkan win win solution, jangan ambil kreditnya. Cari bank lain yang bisa memenuhi kebutuhan Anda.

Jangan takut ditolak bank lain, sepanjang Anda memiliki alasan, performa diri, dan kelayakan usaha yang baik. menolak kredit dari bank, jika memang tidak sesuai, tidak akan membuat Anda masuk daftar hitam.

Menerima kredit dalam keadaan "terpaksa", hanya akan menyulitkan Anda.

Mengambil Kredit Karena Pengaruh Iklan

Tentu Anda pernah dirayu Sales Promotion Girl (SPG) yang ayu untuk membeli produk tertentu, termasuk di antaranya aplikasi kartu kredit. Tak bisa dipungkiri bahwa bank juga lembaga bisnis yang punya kepentingan dengan penyaluran kreditnya. Oleh karena itu, bank mencoba menawarkan produk-produk kreditnya kepada masyarakat dengan berbagai kemudahan.

Sebagai entrepreneur yang baik, pastikan bahwa Anda hanya mengambil kredit yang dibutuhkan. Jangan ambil kredit jika Anda tak punya rencana pasti akan penggunaannya, daripada Anda terjerat harus membayar angsuran dengan beban bunganya setiap bulan.

Mencoba Mengiming-imingi Petugas Bank

Demi mendapatkan pinjaman bank, ada juga calon debitur yang mencoba meiming-imingi petugas bank, entah berupa uang, barang, janji atau sejenisnya bila kredit dapat dikucurkan. Petugas bank yang baik tidak akan terpengaruh oleh hal-hal seperti itu. Tapi justru sebaliknya, di mata bank, Anda memiliki itikad buruk dan punya maksud tertentu.

Hiperaktif

Anda boleh bersikap proaktif. Tapi jangan bersikap hiperaktif ketika berupaya mendapatkan kredit bank. Sebagai lembaga intermediary, bank harus menyakinkan bahwa dana yang dikucurkan harus bisa dikembalikan lagi dengan baik. Untuk itu, bank butuh waktu untuk menganalisa kelayakan bisnis Anda.

Plin Plan

Kalau Anda berencana peminjaman dana untuk membeli pick up (biar lebih mudah mengangkut kelapa dari kebun ke pasar), ya belilah pick up. Dana pinjaman bank jangan digunakan untuk membeli sedan untuk keperluan keluarga Anda.

Belajarlah untuk berkomitmen pada satu rencana. Jangan sampai ketika Anda memiliki rencana A lalu berubah B. Dan ketika pihak bank berusaha mengakomodir perubahan rencana tersebut, Anda justru mengubahnya menjadi rencana C. Di mata pihak bank, Anda adalah orang yang plin-plan, tidak memiliki pendirian, mudah terpengaruh dan tak bisa berkomitmen. Hal ini sangat buruk di mata bank.

Ketergantungan

Yang dimaksud ketergantungan di sini adalah ketergantungan pada satu tokoh saja. Siapa mau menanggung risiko bila si tokoh utama ini tiba-tiba terkena serangan jantung dan seluruh usaha jadi mandek? Seperti yang telah diungkapkan di atas, bank tidak akan mengambil resiko lebih besar.

Merekayasa Informasi Data

Jangan dilakukan bila Anda merekayasa laporan keuangan dan informasi lainnya

Ada kalanya calon debitur memoles laporan keuangan agar terlihat "cantik" di depan bank. Mereka berharap permohonan kreditnya bakal disetujui jika ketersediaan kas dan keuntungan perusahaan besar.

Padahal, rekayasa semacam itu pasti akan tercium dengan mudah oleh pihak bank. Bank akan dapat membaca ketidakwajaran laporan keuangan usaha Anda dengan membandingkan berbagai indikator ideal sebuah jenis usaha, plus cross check ke berbagai pihak yang berkaitan dengan bisnis Anda.

Selain itu, rekayasa semacam ini jika terkuak akan menyeret Anda ke penilaian buruk karakter. Jalau sudah begini, Anda sendiri yang menutup pintu kesempatan.

Cacat Kredit

Cacat kredit yang dimaksud adalah performa kredit yang buruk di bank atau lembaga keuangan lainnya. Track record yang buruk di salah satu bank, akan menjadi faktor penentu di kemudian hari. Jadi, sebelum Anda memulai meminjam kredit bank, jaga baik-baik reputasi performa Anda. Usahakan lancar saat membayar angsuran dan jangan ngemplang!

Berbohong Keberadaan Utang Yang Lain

Jangan dilakukan bila Anda berbohong tentang hubungan yang sedang atau pernah dijalin dengan Bank lain

Seringkali, calon debitur menutupi keberadaan utangnya kepada bank lain (Bank X) ketika mengajukan kredit ke bank yang kini sedang dituju (Bank Y). Si debitur ini berharap bisa mendapatkan pinjaman lebih besar.

Jangan salah. Secanggih apa pun Anda menutupi catatan masa lalu di bank lain, bank yang telah Anda tuju pasti akan tahu. Bank memiliki intrumen untuk mengetahui hal itu, misalnya lewat Informasi Debitur Individu (IDI) Bank Indonesia, Daftar Hitam Bank Indonesia, serta berbagai informasi dari institusi terkait dan pengusaha rekanan bank.

Bisnis Remang - Remang Dan Terlarang

Jangan dilakukan kalo bisnis Anda terlarang dan berbau remang remang

Adalah keputusan  bodoh jika Anda mengajukan kredit ke bank sementara usaha Anda tergolong "remang-remang" dan terlarang. Misalnya, berkaitan dengan narkoba, prostitusi, kayu selundupan, pengiriman TKI ilegal, jual beli satwa yang dilindungi, dan sebagainya. Secara hukum, bank dilarang membiayai bisnis-bisnis semacam itu, sebesar apa pun prospek bisnisnya.

Sistem Bunga Tetap (Flat Interest)

Contoh perhitungan pinjaman dengan sistem bunga tetap (Flat Interest)

Sistem flat interest ini berarti jumlah pembayaran pokok bunga dan kreditnya selalu sama besar (flat), setiap bulannya. Biasanya, sistem ini digunakan untuk kredit jangka pendek, seperti sepeda kredit motor, kredit mobil atau kredit tanpa jaminan.

ILUSTRASI PERHITUNGAN SISTEM FLAT INTEREST
- Jumlah pinjaman Rp 20 juta
- Suku bunga 10%
- Waktu pelunasan dua tahun (24 bulan)
- Sistem bunga menurun (flat interest)


Dengan sistem flat interest, berarti bunga yang harus Anda bayarkan dihitung dari pokok pinjaman (Rp 20 juta). Ini berlaku sampai 24 bulan, hingga pinjaman lunas.


Perhitungannya:
Bunga pertahun:
Rp 20.000.000 x 10% = Rp 2.000.000


Total bunga selama dua tahun:
2 (tahun) x Rp 2.000.000 = Rp 4.000.000


Besar pinjaman plus bunga:
Rp 20.000.000 + Rp 4.000.000 = Rp 24.000.000


Besar angsuran yang harus dibayar tiap bulan, dengan menggunakan flat interest adalah:
Rp 24.000.000 : 24 (bulan) = Rp 1.000.000


Jumlah total besar bunga selama dua tahun (24 bulan) dengan menggunakan sistem flat interest adalah Rp 4.000.000


Jumlah total angsuran selama dua tahun (24 bulan) dengan menggunakan sistem flat interest adalah Rp 24.000.000

Sistem Bunga Menurun (Sliding Interest)

Contoh perhitungan pinjaman dengan sistem bunga menurun (Sliding Interest)

Sistem ini sedikit rumit. Pada sistem sliding interest, perhitungan beban bunga dihitung di tiap akhir periode pembayaran angsuran, berdasarkan saldo pinjaman. Jadi, tiap bulan, beban bunga akan makin berkurang. Sebab, pokok utang juga berkurang.

ILUSTRASI PERHITUNGAN SLIDING INTEREST
- Jumlah pinjaman Rp 20 juta
- Suku bunga 10%
- Waktu pelunasan dua tahun (24 bulan)
- Sistem bunga menurun (sliding interest)

Perhitungannya:
Angsuran pokok tiap bulan:
Rp 20.000.000 : 24 (bulan) = Rp 833.333

Besaran bunga tiap bulan:
10% : 12 (bulan) = 0,833%

Angsuran Bunga Bulan ke 1:
Rp 20.000.000 x 0,833% = Rp 166.666,67
Angsuran Bulan ke 1 (angsuran pokok + angsuran bunga bulan ke 1)
Rp 833.333 + Rp 166.666,67 = Rp 1.000.000

Angsuran Bunga Bulan ke 2:
Rp 19.166.666,67 x 0,833% = Rp 159.722,22

Catatan:
Angka Rp 19.166.666,67 diperoleh dari Rp 20 juta (total peminjaman  di bulan ke 1) dikurangi Rp 833.333 (angsuran pokok tiap bulan)
Angsuran bulan ke 2 (angsuran pokok + angsuran bunga bulan ke 2)
Rp 833.333 + Rp 159.722,22 = Rp 993.056

Jumlah angsuran yang harus di bayar tiap bulan akan terus menurun (sliding) sampai akhir periode pembayaran.

Contoh Perhitungan Bunga dengan Sistem Sliding Interest
Sliding Interest | Sistem Bunga Menurun
Jumlah total besar bunga selama dua tahun (24 bulan) dengan menggunakan sistem sliding interest adalah Rp2.083.333


Jumlah total angsuran selama dua tahun (24 bulan) dengan menggunakan sistem sliding interest adalah Rp22.083.33

Sistem Bunga Anuitas

Contoh perhitungan pinjaman dengan sistem bunga anuitas

Sistem ini menetapkan besarnya cicilan sama secara terus menerus sepanjang waktu kredit. Hampir mirip sistem bunga flat, tapi sistem bunga anuitas memperhitungkan sistem bunga lebih njlimet.

Dalam perhitungan anuitas, di awal periode pembayaran, beban bunga sangat besar, sedangkan angsuran pokok sangat kecil. Sedangkan di akhir periode pembayaran justru sebaliknya, beban bunga sangat kecil sedangkan angsuran pokok menjadi sangat besar.

ILUSTRASI PERHITUNGAN SISTEM BUNGA ANUITAS
rumus perhitungan sistem bunga anuitas











P = Pokok kredit
i = suku bunga per tahun
n = jumlah periode pembayaran (bulan)


Perhitungan
sistem bunga anuitas







Jadi didapatkan perhitunganya  = Rp 922.898
bunga anuitas

Jumlah total besar bunga selama dua tahun (24 bulan) dengan menggunakan sistem bunga anuitas adalah Rp 2.149.564


Jumlah total angsuran selama dua tahun (24 bulan) dengan menggunakan sistem bunga anuitas adalah Rp 22.149.564

Cara Menghitung Beban Bunga

Tips dan trik cara menghitung beban bunga pinjaman

Suku bunga merupakan faktor penting dalam menentukan pilihan kredit. Sialnya, banyak lembaga keuangan (bank atan non bank) sering memanfaatkan ketidaktahuan calon nasabah/debitur akan sistem perhitungan beban bunga saat memilih angsuran.

Ingat, angka bunga yang rendah belum tentu merupakan angsuran termurah.

Berdasarkan sifatnya, bunga dapat di bedakan menjadi dua, yaitu:
1. Bunga Tetap (Fixed Interest)
2. Bunga Mengambang (Floating Interest)
  • Sistem Bunga Flat (Flat Interest)
  • Sistem Bunga menurun (Sliding Interest)
  • Sistem Bunga Anuitas

Step By Step Penulisan Proposal Bank

Tips dan trik penulisan proposal pinjaman kredit ke Bank

1. Cover
Untuk memudahkan pihak bank, beri informasi dasar mengenai proposal Anda. Misalnya nama/jenis usaha (tulis dengan huruf lebih besar, sebagai headline cover). Lalu, cantumkan pula informasi mengenai alamat tempat usaha serta tanggal pengajuan proposal.

2. Halaman pertama
Tulis profil singkat usaha dan pemilik usaha:
  • Nama, alamat dan telepon pemilik usaha
  • Susunan manajemen
  • Lokasi usaha
3. Halaman selanjutnya: Daftar isi
Untuk memudahkan pihak Bank menemukan informasi pada proposal Anda.

4. Halaman selanjutnya: Ringkasan Singkat (Executive Summary)
Secara singkat uraikan tujuan Anda menulis proposal ini. Gunakan kalimat yang singkat, jelas dan padat. Jangan bertele-tele.

5. Halaman selanjutnya: Latar Belakang
Seperti pembuatan skripsi, Anda pun harus memberi latar belakang pendirian usaha Anda. Mengapa dulu Anda mendirikan usaha ini, siapa target marketnya, alasan perlunya tambahan investasi dan modal kerja, kondisi ekonomi makro (yang mempengaruhi usaha Anda), dan rencana Anda ke depan. Pada bagian Pendahuluan ini, pastikan pihak Bank mampu memahami, menilai bahwa uraian Anda masuk akal, dan melihat bahwa usaha Anda prospektif.

6. Halaman selanjutnya: Tujuan Pengajuan Kredit
Sebenarnya, bagian ini adalah intisari proposal kredit Anda. Tak hanya menulis tujuan pengajuan kredit dan jumlah yang diperlukan, Anda juga harus menguraikan secara singkat informasi mengenai perusahaan Anda. 

Data kuantitatif usaha Anda:
  • Data penjualan
  • Rencana pemasaran
  • Analisa persaingan dengan usaha sejenis
Aspek Produksi
  • Usaha produksi: teknologi yang diterapkan, mesin dan peralatan, arus produksi
  • Kapasitas produksi
Lokasi Usaha (sertakan peta)
  • Lahan dan bangunan: selain peta lokasi, sertakan pula rincian luas lahan dan bangunan, serta kondisi terakhirnya.
Aspek sosial ekonomi
  • Omzet per periode
  • Keterkaitan usaha Anda dengan usaha-usaha lain dan dengan masyarakat sekitar.
Profil keuangan usaha
  • Informasi keuangan, meliputi periode tertentu: per bulan, per kuatral, per tahun
  • Neraca
  • Laporan laba/rugi
  • Jenis, jumlah, penggunaan kredit
  • Arus kas penerimaan dan pengeluaran
  • Administrasi dan laporan-laporan
  • Data pembelian, produksi dan penjualan
  • Data menyangkut SDM, modal dan materiakDaftar jaminan/agunan: Terangkan mengenai ujud, kondisis, letak, dan taksiran nilai agunan
 Halaman terakhir: Penutup
  • Berisi harapan, ucapan terima kasih dan tanda tangan asli pemilik usaha.
Lampiran
Sertakan informasi tambahan dan berbagai kelengkapan, seperti:
  • Fotokopi KTP
  • Foto-foto tempat usaha dan produk
  • Fotokopi dokumen resmi: SIUP, TDP NPWP
  • Fotokopi akta pendirian usaha
  • Identitas manajemen
  • Data tambahan:data demografi, data sensus, dsb. Bila diperlukan

Cara Menyusun Proposal Pinjaman Ke Bank

Tips dan trik menyusun proposal pinjaman ke Bank

Pada dasarnya, pihak bank membutuhkan proposal pinjaman dana dari calon debitur yang akan meminjam lebih dari Rp 50juta. Namun, bagi Anda yang berniat mengajukan kredit kurang dari nominal itu, tak ada salahnya untuk mempelajarinya.

Dalam penyusunan proposal kredit, jangan sekali-kali melakukan rekayasa. Susunlah proposal sesuai prinsip kejujuran, seusai dengan kondisi di lapangan, dan tidak dibuat-buat. Ingat, pihak bank selalu akan melakukan survei lapangan sebelum mengucurkan kredit.

Ketika mengajukan proposal, ada baiknya jika Anda menyertakan surat penghantar, yang berisi:
  • Tanggal pengajuan kredit
  • Perihal surat
  • Dalam paragraf pembukaan surat, terangkan jenis usaha dan sudah berapa lama usaha ini berjalan
  • Kemudian, uraikan secara singkat tujuan Anda mengajukan kredit. Misalnya untuk membeli barang modal, memperluas tempat usaha dan sebagainya
  • Tuliskan besar kredit yang diajukan dan dana yang telah tersedia. Biasanya, pihak bank hanya memberi maksimal 80% dari keseluruhan dana yang dibutuhkan. Adapun 20% sisanya harus dari modal Anda sendiri.
  • Bila perlu, tulis jenis kredit yang Anda pilih. Tapi, tak ada salahnya jika Anda mendiskusikannya terlebih dahulu dengan pihak bank (lewat customer service)

Step By Step Menggadaikan Barang

Tips dan trik menggadaikan barang

1. Bawa barang berharga
Bagi Anda yang lahir dan besar di kota, mungkin kurang akrab dengan prinsip kerja lembaga gadai. Pada dasarnya, untuk mendapatkan pinjaman dana, Anda cukup datang ke kantor lembaga gadai dengan membawa barang berharga milik Anda. Biasanya, mereka membuka gerai di dekat pusat-pusat keramaian, seperti pasar atau terminal.

Jangan sekali-kali terbujuk tawaran calo yang biasanya mangkal di depan kantor lembaga gadai. Karena tahu Anda sedang membawa barang berharga, mereka akan menawarkan diri untuk membelinya. Tapi, namanya juga calo, mereka akan membeli dengan harga jauh di bawah harga pasar.

2. Menaksir barang
Jika Anda tak tahu siapa yang dituju, hampiri saja Loket Penaksir  dan serahkan barang berharga yang hendak Anda gadaikan kepada penjaga loker. Nantinya petugas loket akan meminta KTP untuk pengisian data dan menaksir barang bawaan Anda.

Setelah beberapa menit, Anda akan diberitahu nilai gadai dari barang yang hendak Anda gadaikan. Nah, nilai gadai ini merupakan gambaran batas jumlah uang yang bisa Anda pinjam.

3. Mendapatkan dana pinjaman
Nantinya, jumlah dana pinjaman yang bisa Anda dapatkan akan berpengaruh pada golongan dan beban bunga. Jika Anda setuju, Anda tinggal menuju Loker Kredit untuk mendapatkan uang tunai yang bisa Anda pinjam. Untuk mendapatkan dana tersebut, pihak Pegadaian tidak memungut biaya apapun, selain memotong premi asuransi.


4. Pelunasan pinjaman
Untuk melunasi pinjaman, Anda tak perlu menunggu hingga jatuh tempo. Anda cukup mendatangi Loket Kasir, menunjukkan surat gadai, dan membayar pokok pinjaman plus bunga. Selanjutnya, Anda akan mendapatkan kembali barang yang digadai.

5. Jika tak mau menebus
Jika sampai akhir jatuh tempo, Anda tak bisa menebus kembali barang itu, maka pihak lembaga gadai akan melelang barang tersebut. Lembaga gadai akan melakukan lelang alias menjual barang kepada pihak yang berani menawar dengan harga paling tinggi. Tentu saja, lelang akan dilakukan sepengetahuan si pemilik barang.

Gadai solusi yang butuh uang

GADAI: Solusi Bagi Mereka Yang Buru-Buru Butuh Uang

Meski terkesan "kurang wah", sebenarnya menggadai barang merupakan solusi tercepat bagi Anda yang membutuhkan dana tunai. Untuk mendapatkan kredit bank, misalnya, Anda harus menunggu berhari-hari bahkan berminggu-minggu sebelum kredit disetujui (itu pun belum 100% pasti disetujui). Sedangkan di lembaga gadai, cukup menunggu 15 menit hingga 1 jam, Anda bisa mendapatkan dana tunai. Kini, di Indonesia, lembaga gadai tak hanya dimonopoli Pegadaian, tapi ada juga lembaga gadai swasta lainnya.

Sesuai dengan namanya "gadai", Anda harus membawa barang berharga untuk "disimpan sementara" di gudang sebelum ditukarkan dengan sejumlah uang. Nantinya, untuk mendapatkan kembali barang-barang berharga itu, Anda harus menebusnya dengan mengembalikan uang yang dipinjamkan oleh pihak lembaga gadai.

Adapun barang-barang yang bisa diterima adalah barang bergerak dan riil, misalnya:
  1. Perhiasan (emas, perak, intan, dsb)
  2. Barang elektronik (televisi, lemari es, radio, tape recorder, dsb)
  3. Kendaraan ( mobil, motor, sepeda pancal)
  4. Mesin (mesin jahit, mesin pres, dsb)
  5. Tekstil (sutra, batik, permadani, dsb)
Pada dasarnya, jangka waktu kredit gadai maksimum empat bulan (120hari). Namun, bisa terus diperpanjang dengan cara membayar sewa modal dan biaya administrasi. Adapun pinjaman mulai dari Rp 20.000 sampai Rp 200.000.000.

Meski pencairan dana begitu cepat dan tak perlu proses bertele-tele, Anda harus paham bahwa  bunga yang dipatok sejumlah lembaga gadai biasanya lebih tinggi daripada bunga pinjaman bank. Maka dari itu, pinjaman gadai sebaiknya hanya digunakan sebagai pelengkap atau untuk mengatasi persoalan darurat. Misalnya harus segera membayar gaji karyawan di saat perusahaan Anda tak memiliki dana tunai. Untuk meminjam ke bank, tentu butuh waktu. Sedangkan karyawan tidak mau tahu, mereka maunya (dan tahunya) mendapatkan upah di waktu yang telah ditentukan.